Selasa, 14 Oktober 2014

artikel asmujiati

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II

Asmujiati
SDN Ngumpakdalem I, Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro

Abtrak : Penulis ini bertujuan untuk (1) memberikan pemahaman tentang nilai tempat dengan metode demontrasi. Dengan metode demontrasi peserta didik agar mudah dalam kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD dan MI sampai SMA sebagai berikut : menunjukan pemahaman kosep matematika yang dipelajari ; memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan simbul, tabel, grafik dan diagram untuk menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (2) Metode demontarsi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan yaitu tindakan yang digunakan dengan penjelasan, ilustrasi, dan penyataan lisan atau peraga. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ngumpakdalem I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro  Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan subjek penelitian sejumlah dua puluh lima. Hasil belajar siswa pada siklus I yang mendapat nilai dibawah 70 sebanyak 10 siswa, yang mendapat diatas 70 sebanyak 15 siswa. Sedangkan pada siklus II meningkat mendapat nilai dibawah 70 sebanyak 3 siswa, yang mendapat diatas 70 sebanyak 22 siswa. (3) Dengan adanya metode demontrasi hasil belajar siswa meningkat.

Kata Kunci (1) Memberikan pemahaman nilai tempat (2) Metode Demontrasi (3) Hasil Belajar meningkat.



Pendidikan merupakan cara pembentukan manusia untuk menggunakan akal fikiran / rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Tujuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan akan membawa sikap mental tingkah laku peserta didik. Perlu diketahui bahwa pendidikan kemarin, sekarang dan yang akan datang akan banyak perubahan. Oleh karena itu seorang pendidik harus mau tahu akan kebutuhan anak didik, terutama dalam pelayanan dan penyampaian materi pelajaran. Bagi para pelaksana pendidikan utamanya guru terbukti dalam dampak yang di lapangan antara lain : keterampilan anak didik masih rendah,  terutama tentang keterampilan menghitung ; tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika lebih rendah dari pelajaran lain ; Suasana belajar kurang dinamis.
            Matematika merupakan ilmu universal yang medasari teknologi modern yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika khususnya di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematikan yang kuat sejak dini. Untuk itu diperlukan pemahaman yang mendasar tentang fungsi dan tujuan pembelajaran pemahaman matematika khususnya di Sekolah Dasar yang akan mendasari perkembangan pemahaman anak terhadap matematika selanjutnya.
            Menurut badan Standart Nasional Pendidikan (2006) Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analistik, sistematik, kritis, dan kreatif serta kemampuan kerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide tau gagasan dengan menggunakan simbul, table, diagram, dan media lain. Hal senada juga disampaikan oleh Muijs & Reynolds (2008) bahwa matematika merupakan “kendaraan” utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan keterampilan kognitif yang lebih tinggi pada anak-anak.
            Metode demontrasi adalah suatu penyajian yang disiapkan secara teliti untuk mempertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau produk yang digunakan. Metode ini disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peraga (visual) secara tepat. Dengan memperdulikan batasan metode demontrasi yang dikemukakan oleh Cardile dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode demontrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang mengajar mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau produk yang dilakukan oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa. Dengan batasan metode demontrasi ini, menunjukkan adanya tuntunan kepada guru untuk merencanakan penerapannya, penjelasannya demontrasi oral atau visual dan menyediakan alat peraga yang diperlukan
            Tujuan Penerapan metode Demontrasi  untuk lebih sesuai mengajarkan keterampilan tangan ini dimana gerakkan-gerakkan jasmani dan gerakkan-gerakkan dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk mengajarkan hal-hal yang bersifat rutin (staton, 1978:91). Metode demontrasi ini bertujuan untuk mengajarkkan keterampilan-keterampilan fisik dari pada keterampilan intlektual. Kecakapan dan kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD dan MI sampai SMA adalah sebagai berikut (a) pemahaman konsep matematika yang dipelajari, (b) memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan simbul, table, grafik dan diagram. (c) menggunakan penalaran pada pola, sifat atau
Melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau penjelasan gagasan dan pernyataan matematika. (d) Menunjukkan kemampuan strategi dalam membuat ( merumuskan) menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika dalam menyelesaiakan masalah. (e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalamnan materi, serta sifat esensi materi, dan keterpakainya dalam kehidupan sehari-hari secara rinci, standar kompetensi tersebut adalah sebagain berikut (1) Bilangan (2) Geometri dan Pengukuran. Semua metode mengajr, mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, sehingga guru harus pandai-pandai memilih dan menggunakan-nya. Jika memang diperlukan seorang guru dapat mengkombinasikan beberapa metode yang memang diperlukan. Seorang guru hanya menggunakan metode monoton ( tidak bervariasi ) tanpa memperhatikan jenis materi yang sedang diajarkannya, biasanya akan membosankan, sehingga dapat mengurangi kegairahan belajar siswanya. Dengan sendirinya akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajarnya. Seorang guru harus mau memperhatikan perubahan jaman dewasa ini, dia akan mengembangkan dirinya dengan menyesuaikan metode mengajarnya dengan keberadaan siswa jamannya di akan di anggap sosok guru idola, hal ini memang penting.
Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengalami proses belajar. Melalui proses belajar mengajar diharapkan siswa memperoleh kepandaiann dan kecakapan tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.
Dari proses belajar diharapkan siswa memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan tujuan instrusional khusus yang ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Guru perlu member motivasi kepada siswa untuk terlibat dalam proses pemecahan masalah, karena hal ini memberikan contoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari agar siswa lebih mudah masuk dalam permasalahan yang disajikan. Dalam, pengungkapan kembali, perlu adanya penjelasan lagi tentang apa yang baru saja dilakukan siswa, agar siswa menjadi lebih jelas. Guru perlu menginformasi bahwa segala aktifitas serta partisipasi siswa masuk dalam kriteria penilaian.
Salah satu cara yang dapt dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut (1) Faktor internal (factor darin dalam siswa sendiri) yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani siswa; (2) Faktor eksternal ( factor dari luar siswa ) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa ;  (3) Faktor pendekatan  belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa  yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

METODE PENELITIAN
Metode demontrasi adalah penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk dipertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakkan atau prosedur yang digunakan. Metode demontrasi bertujuan untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan fisik dari pada keterampilan intelektual. Metode demontrasi bertujuan untuk menerapkan yang mencakup sebagai berikut (1) mengajarkan siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur keterampilan-keterampilan fisik / motorik
(2) Mengembangkan kemampuan pengamat-an pendengaran dan penglihatan para siswa secara bersama-sama (3) Mengkongkretkan informasi yang disajikan kepada para siswa.
Keunggulan metode demontrasi
Keunggulan metode demontrasi sebagai berikut (a) memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca dan mendengar penjelasan saja, (b) memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demontrasi, (c)memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting , (d) memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum mereka ketahui selama demontrasi berjalan,
Seting dan Subyek peletilian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Ngumpakdalem I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro pada tahun pelajaran 2013/2014 semester 1. Dalam pembelajaran matematika pokok bahasan menentukan nilai tepat dengan metode demontrasi. Dilaksanakan dengan selama dua bulan yaitu bulan oktober dan bulan nopember. Selama dua bulan tersebut melaksanakan dua siklus. Siklus pertama diadakan pada tanggal 14 oktober 2013 dan siklus yang ke dua diadakan pada tanggal 21 oktober 2013. Jumlah siswa kelas II  adalah 25 siswa, terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 18 dan yang siswa perempuan sebanyak 7 siswa. Dengan karakter siswa berasal dari latar belakang ekonomi sebagian besar siswa kurang mampu, pendidikan orang tua pada umumnya hanya sebatas lulus sekolah dasar (SD)
Instrumen Penelitian
Keadaan yang diteliti yaitu kelas II. Rasa saat pembelajaran belangsung suasana tenang hanya sesekali murid yang menjawab pertanyaan guru. Kebanyakkan siswa hanya diam dan menurut apa yang diperintahkan guru tanpa ada menyangkal atau bertanya. Dalam pembelajaran matematika, guru hanya memberikan ceramah dan contoh soal, setelah itu siswa disuruh mengejarkan soal.
Pada tahap pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan skenarian pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan. Dalam penelitian ini intrumen atau alat pengumpulan data digunakan ada dua jenis, sesuai dengan variable atau gejala yang diamati atau diukur. Instrumen yang pertama berbentuk lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran (terlampir). Instrumen kedua adalah lembaran tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerapan materi pembelajaran, tes yang digunakan adalah tes isian singkat (terlampir)
Hasil Penelitian Siklus I dan II
Aktifitas siswa dalam diskusi kelas ini didapatkan dari hasil observasi dalam menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman di kelas berlangsung. Dari siklus I, aktifitas siswa dalam diskusi kelas masih rendah baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Terlihat dari sedikitnya jumlah siswa yang berprestasi dalam kegiatan diskusi kelas. Hal ini dikarenakan siswa masih enggan untuk ikut terlibat baik itu menyatakan pendapat, menanggapi, mauun mempertahankan pendapat karena takut salah. Hal ini membuka peluang untuk ditingkatkan pada siklus II. Guru membebaskan kepada siswa untuk menanyakan secara individu tentang apa saja yang belum dipahami. Pada siklus kedua kemajuan siswa dalam pelajaran matematika sangat melaju pesat.
Nilai sklus I sebagai berikut
4.1 Nilai Hasil Belajar Siklus I

No
Nama Siswa
Nilai
Ket

1
Achmad Rafi Jaya Kusuma
72


2
Ahmad Abdur Rozak
76


3
Ahmad Alfin Nurhakim
85


4
Ahmad Dani Kurniawan
82


5
Ahmad Zaki Aulia Ananda
65


6
Ahmad Zaki Fadillah
64


7
Asri Cahya Apriliani
78



8
Elsanda Bahrul Ilmi
87


9
Hasan Maulidan
80


10
Jefri Kuswanto
50


11
M.Afin Firdaus Khoirina
90


12
M. Amril Hakim
81


13
M. Ardi Firmansah
70


14
M. Nurul imam Lutfi
70


15
M. Wawan kuriniawan
50


16
Miftahkhul koiriyah 
86


17
Mifthakul koirul nisa
66


18
Much ricy sugiarto
65


19
Mufarizul Ichwan
63


20
Muhammad Arif Khanda Yasin
67


21
Muhammad Miftakhul Mizan
90


22
Najma Kamila Candramaya
80


23
Nova Anggita
80


24
Nur Hidayatus Solikhan
50


25
Silvia Maulidia
62


Dari pembelajaran Siklus I peserta didik belum begitu memahami tentang nilai tempat pada mata pelajaran Matematika. Hasil belajar siswa pada Siklus I  yang mendapatan nilai diatas 70 adalah 15 siswa dan yang mendapatkan nilai dibawah 70 masih ada 10 siswa. Maka perlu diadakan pembelajaran kembali yakni pada siklus II yang hasil belajar siswa sebagai berikut :


No
Nama Siswa
Nilai
Ket
1
Achmad Rafi Jaya Kusuma
75

2
Ahmad Abdur Rozak
78

3
Ahmad Alfin Nurhakim
87

4
Ahmad Dani Kurniawan
84

5
Ahmad Zaki Aulia Ananda
70

6
Ahmad Zaki Fadillah
70

7
Asri Cahya Apriliani
80

8
Elsanda Bahrul Ilmi
87

9
Hasan Maulidan
80

10
Jefri Kuswanto
65

11
M.Afin Firdaus Khoirina
100

12
M. Amril Hakim
84

13
M. Ardi Firmansah
73

14
M. Nurul imam Lutfi
100

15
M. Wawan kuriniawan
75

16
Miftahkhul koiriyah 
67

17
Mifthakul koirul nisa
87

18
Much ricy sugiarto
72

19
Mufarizul Ichwan
73

20
Muhammad Arif Khanda Yasin
73

21
Muhammad Miftakhul Mizan
74

22
Najma Kamila Candramaya
100

23
Nova Anggita
84

24
Nur Hidayatus Solikhan
63

25
Silvia Maulidia
70


Dilihat perkembangan siswa pada siklus dua kemajuan peningkat, dari yang mendapatkan diatas 70 adalah sejumlah 22 siswa yang dibawah 70 hanya 3 siswa. Karena kuranganya perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Dan siswa masih suka main sendiri saat guru memberikan contoh soal.  
Setelah melalakukan berbagai diskusi dengan teman sejawat, maka penulis mendesain pola pembelajaran yang lebih kreatif yaitu disamping menerapkan pola penguatan system vebal dan non verbal, penulis juga menyampaikan pembelajaran dengan system diskusi dan Tanya jawab anatara guru dan peserta didik.


Berikut ini adalah perbandingan hasil pembelajaran pada siklus I dan siklus II. 


Peningkatan kemampuan pemecahan masalah terlihat antara siklus I dan Siklus II. Kategori tidak muncul dalam melakukan proses pemecahan masalah untuk beberapa indikator masih ada yaitu mengidentifikasi permasalahan, membuat desain penyelidikan, mecari data yang relevan dan menemukan solusi.
Pada siklus II tidak ada lagi aspek yang memiliki kategori tidak muncul yang berarti pada siklus II telah melakukan pemecahan masalah dalam kategori kurang baik, baik dan sangat baik. Kemampuan menemukan alternative-alternatif penyesuaian dan membuat kesimpuan antara siklus I dan II ditunjukkan dengan kategori baik, tetapi pada siklus II terjadi peningkatan presentse yang berarti pada siklus II ada peningkatan jumlah yang dapat melakukan kemampuan tersebut dengan baik.
Untuk aspek mengindentifikasi permasalah-an, membuat desain penyelidikkan, menemukan data-data yang relevan dan menemukan solusi yang pada siklus I ditunjukkan oleh kategori kurang baik menjadi kategori baik pada siklus II. Secara umum terjadi prersentase siswa yang dapat melakukan kemampuan pemecahan masalah untuk kategori sangat baik. Dengan demikian model demontrasi  dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa.
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode demontrasi pada mata pelajaran matematika materi menentukan tembat bilangan ratusan, puluhan dan satuan.hasil pembelajaran tersebut siswa sangat antusias sehingga mereka menjadi aktif dalam belajar mengajar. Pada bagian refleksi dapat diketahui bahwa terlaksananya penelitian ini atasa dukungan dari teman sejawat yang telah memberikan informasi bilamana ada kekurangan dalam menyampaikan untuk di benahi agar  proses belajar mengajar ini dapat meningkatkan . para siswa.
Berdasarkan siklus I hasi pada pembelajaran matematika yang nilainnya dibawah 70 adalah 10 siswa dan pada siklus II yang dibawah nilainya 70 menjadi 3 siswa. Kemudian di siklus I yang mendapat nilai diatas 70 ada 15 siswa dan pada siklus II meningkat yang mendapatkan nilai 70 ada 22 siswa
Manfaat penelitian
Bagi siswa dapat menyelesaikan tugas cepat, tepat, serta memanfaatkan waktu dengan baik dan tepat, mampu menyelesaikan soal yang tak terbatas dalam waktu relatif singkat
Bagi guru hasil perbaikan ini dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan dalam melaksanakan proses pemahaman nilai tempat pada siswanya, sehingga pelaksanaan kegiatan lebih berkembang dan terarah dalam pengelolaan situasi dan kondisi siswa. ; untuk bahan pertimbangan dalam peningkatan prestasi siswa dimasa yang akan datang ; untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan proses / hasil pembelajaran dengan memanfaatkan metode yang tepat; membantu guru berkembang secara professional ; meningkatkan rasa percaya diri guru
Bagi kepala sekolah sebagai bahan masukan atau input untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan untuk membina guru dalam menentukan keberhasilan pengelolaan pembelajaran di sekolah
Bagi peneliti lain perbaikan diharapkan bias ditindak lanjuti dengan perbaikan pengembangan. Perbaikan ini juga bisa digunakan digunakan sebagai bahan refrensi dan sumber informasi mengenai penerapan metode demontrasi dalam pembelajaran.




















































Kesimpulan
Penelitian tindakan kelas beserta pembahasannya yang dilakukan guru di kelas II SDN Ngumpakdalem I Kecamatan dander Kabupaten Bojonegoro dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui metode demontrasi telah dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa untuk meraih prestasi, maka peranan guru menjadi sangat penting yaitu sebagai motivator dan fasilitator. Hal ini ditunjukkan oleh hasil belajar siswa pada penelitian tindakan kelas ini yaitu peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tiap siklus meningkat. Siswa secara umum melanjutkan respon positif terhadap pelaksanaan model pembelajaran demontrasi.
Saran dan tindak lanjut
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan :
Bahwa dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat diterapkan disekolah guna meningkatkan hasil belajar siswa ; hendaknya guru selalu dapat mengembangkan model pembelajaran yang menarik dan kreatif yang banyak melibatkan siswa sebagai upaya pengekpresian dari diri siswa dan guru lebih dapat memanfaatkan peran guru sebagai motivator dan fasilitator.

DAFTAR RUJUKAN
Bahri, Jamara Syaiful (2000) Keunggulan Metode Demontrasi, Jakarta : Bima Akasara
Cenei (1986), Tujuan Penerapan Metode Demontrasi, Boston. Allyn & Bacon.  Mujiono    (1986 ) Keterampilan Dasar Mengajarkan Matematika Jakarta : Intan Pariwara
 Reuseffendi (1990) Macam-macam Metode , Jakarta : Bima Aksara
Usman, Basyiruddin (2002) Penerapan Metode Demontasi Dalam Pembelajaran , Jakarta : Pustaka Jaya
Staton (1978) Penerapan Metode Demontasi , Boston : Allyn & Bacon
Winarno ( 1980) Pengertian Metode Demontrasi , Jakarta : Rineka Cipta.








ARTIKEL
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II




PEMDA

























Disusun Oleh :

Asmujiati


SEKOLAH DASAR NEGERI NGUMPAKDALEM I
KECAMATAN DANDER KABUPATEN BOJONEGORO



HALAMAN PENGESAHAN

1.             Judul Artikel                          :    Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Nilai Tempat Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas II

2.               a.  Nama Lengkap dan Gelar :    ASMUJIATI S.Pd
b. Jenis Kelamin                     : Perempuan
c. Pangkat Golongan              : Pembina   IV/ a
d. Alamat                               :  Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
                                                  Kabupaten Bojonegoro
e. Nama dan Alamat Sekolah : SDN NGUMPAKDALEM I
                                                    Desa Ngumpakdalem Kecamatan  Dander                                                       
                                                    Kabupaten  Bojonegoro
3.               Lokasi Pembuatan Artikel      :  SDN NGUMPAKDALEM I
                                                                Desa Ngumpakdalem Kecamatan  Dander
                                                                Kabupaten  Bojonegoro

              Mengetahui                                                   Ngumpakdalem, 09 Agustus 2014
              Kepala Sekolah                                              Pembuat Artikel        



              POEDJI LESTARI S.Pd                          ASMUJIATI S.Pd
              NIP 19600416 197907 2 002                      NIP 19611231 198103 2 011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar