MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS II
Asmujiati
SDN
Ngumpakdalem I, Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro
Abtrak : Penulis
ini bertujuan untuk (1) memberikan pemahaman tentang nilai tempat dengan metode
demontrasi. Dengan metode demontrasi peserta didik agar mudah dalam kecakapan
atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam belajar matematika
mulai SD dan MI sampai SMA sebagai berikut : menunjukan pemahaman kosep
matematika yang dipelajari ; memiliki kemampuan mengkomunikasikan gagasan
dengan simbul, tabel, grafik dan diagram untuk menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika. (2) Metode demontarsi adalah suatu penyajian yang
dipersiapkan secara teliti untuk mempertontonkan yaitu tindakan yang digunakan
dengan penjelasan, ilustrasi, dan penyataan lisan atau peraga. Penelitian ini
dilaksanakan di SDN Ngumpakdalem I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan subjek
penelitian sejumlah dua puluh lima. Hasil belajar siswa pada siklus I yang
mendapat nilai dibawah 70 sebanyak 10 siswa, yang mendapat diatas 70 sebanyak
15 siswa. Sedangkan pada siklus II meningkat mendapat nilai dibawah 70 sebanyak
3 siswa, yang mendapat diatas 70 sebanyak 22 siswa. (3) Dengan adanya metode
demontrasi hasil belajar siswa meningkat.
Kata
Kunci (1) Memberikan pemahaman nilai tempat (2) Metode
Demontrasi (3) Hasil Belajar meningkat.
Pendidikan
merupakan cara pembentukan manusia untuk menggunakan akal fikiran / rasional
mereka sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa
yang akan datang. Tujuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi kehidupan akan membawa
sikap mental tingkah laku peserta didik. Perlu diketahui bahwa pendidikan
kemarin, sekarang dan yang akan datang akan banyak perubahan. Oleh karena itu
seorang pendidik harus mau tahu akan kebutuhan anak didik, terutama dalam
pelayanan dan penyampaian materi pelajaran. Bagi para pelaksana pendidikan
utamanya guru terbukti dalam dampak yang di lapangan antara lain : keterampilan
anak didik masih rendah, terutama
tentang keterampilan menghitung ; tingkat pengetahuan dan prestasi siswa dalam
mata pelajaran matematika lebih rendah dari pelajaran lain ; Suasana belajar
kurang dinamis.
Matematika
merupakan ilmu universal yang medasari teknologi modern yang mempunyai peran
penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh
perkembangan matematika khususnya di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,
teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi
dimasa depan diperlukan penguasaan matematikan yang kuat sejak dini. Untuk itu
diperlukan pemahaman yang mendasar tentang fungsi dan tujuan pembelajaran
pemahaman matematika khususnya di Sekolah Dasar yang akan mendasari perkembangan
pemahaman anak terhadap matematika selanjutnya.
Menurut badan Standart Nasional
Pendidikan (2006) Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analistik, sistematik, kritis, dan
kreatif serta kemampuan kerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta
didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti,
dan kompetitif. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan
menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide tau
gagasan dengan menggunakan simbul, table, diagram, dan media lain. Hal senada
juga disampaikan oleh Muijs & Reynolds (2008) bahwa matematika merupakan
“kendaraan” utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan keterampilan
kognitif yang lebih tinggi pada anak-anak.
Metode demontrasi adalah suatu
penyajian yang disiapkan secara teliti untuk mempertontonkan dan
mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau produk yang digunakan. Metode ini
disertai dengan penjelasan, ilustrasi, dan pernyataan lisan (oral) atau peraga
(visual) secara tepat. Dengan memperdulikan batasan metode demontrasi yang
dikemukakan oleh Cardile dan Winarno, maka dapat dikemukakan bahwa metode
demontrasi merupakan format interaksi belajar-mengajar yang mengajar
mempertunjukkan atau memperagakan tindakan, proses atau produk yang dilakukan
oleh guru atau orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa. Dengan
batasan metode demontrasi ini, menunjukkan adanya tuntunan kepada guru untuk
merencanakan penerapannya, penjelasannya demontrasi oral atau visual dan
menyediakan alat peraga yang diperlukan
Tujuan Penerapan metode
Demontrasi untuk lebih sesuai
mengajarkan keterampilan tangan ini dimana gerakkan-gerakkan jasmani dan
gerakkan-gerakkan dalam memegang sesuatu benda akan dipelajari, ataupun untuk
mengajarkan hal-hal yang bersifat rutin (staton, 1978:91). Metode demontrasi
ini bertujuan untuk mengajarkkan keterampilan-keterampilan fisik dari pada
keterampilan intlektual. Kecakapan dan kemahiran matematika yang diharapkan
dapat tercapai dalam belajar matematika mulai SD dan MI sampai SMA adalah
sebagai berikut (a) pemahaman konsep matematika yang dipelajari, (b) memiliki
kemampuan mengkomunikasikan gagasan simbul, table, grafik dan diagram. (c)
menggunakan penalaran pada pola, sifat atau
Melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau
penjelasan gagasan dan pernyataan matematika. (d) Menunjukkan kemampuan
strategi dalam membuat ( merumuskan) menafsirkan, dan menyelesaikan model
matematika dalam menyelesaiakan masalah. (e) Memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan.
Kemampuan
matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang dengan kemampuan
dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di
dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi
matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalamnan materi,
serta sifat esensi materi, dan keterpakainya dalam kehidupan sehari-hari secara
rinci, standar kompetensi tersebut adalah sebagain berikut (1) Bilangan (2)
Geometri dan Pengukuran. Semua metode mengajr, mempunyai kelebihan dan
kekurangan sendiri, sehingga guru harus pandai-pandai memilih dan
menggunakan-nya. Jika memang diperlukan seorang guru dapat mengkombinasikan
beberapa metode yang memang diperlukan. Seorang guru hanya menggunakan metode
monoton ( tidak bervariasi ) tanpa memperhatikan jenis materi yang sedang
diajarkannya, biasanya akan membosankan, sehingga dapat mengurangi kegairahan
belajar siswanya. Dengan sendirinya akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajarnya. Seorang guru harus mau memperhatikan perubahan jaman dewasa ini,
dia akan mengembangkan dirinya dengan menyesuaikan metode mengajarnya dengan
keberadaan siswa jamannya di akan di anggap sosok guru idola, hal ini memang
penting.
Hasil belajar
merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa
dalam mengetahui dan memahami suatu mata pelajaran, biasanya dinyatakan dengan
nilai yang berupa huruf atau angka-angka. Hasil belajar dapat berupa
keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengalami proses belajar. Melalui
proses belajar mengajar diharapkan siswa memperoleh kepandaiann dan kecakapan
tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.
Dari proses belajar
diharapkan siswa memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan tujuan
instrusional khusus yang ditetapkan sebelum proses belajar berlangsung. Guru
perlu member motivasi kepada siswa untuk terlibat dalam proses pemecahan
masalah, karena hal ini memberikan contoh yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari agar siswa lebih mudah masuk dalam permasalahan yang disajikan.
Dalam, pengungkapan kembali, perlu adanya penjelasan lagi tentang apa yang baru
saja dilakukan siswa, agar siswa menjadi lebih jelas. Guru perlu menginformasi
bahwa segala aktifitas serta partisipasi siswa masuk dalam kriteria penilaian.
Salah satu cara
yang dapt dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar adalah
menggunakan tes. Tes ini digunakan untuk menilai hasil belajar yang dicapai
dalam materi pelajaran yang diberikan guru di sekolah.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut (1) Faktor internal
(factor darin dalam siswa sendiri) yakni keadaan / kondisi jasmani dan rohani
siswa; (2) Faktor eksternal ( factor dari luar siswa ) yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa ; (3) Faktor
pendekatan belajar (approach to
learning), yakni jenis upaya belajar siswa
yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran.
METODE PENELITIAN
Metode
demontrasi adalah penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk
dipertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakkan atau prosedur yang
digunakan. Metode demontrasi bertujuan untuk mengajarkan
keterampilan-keterampilan fisik dari pada keterampilan intelektual. Metode
demontrasi bertujuan untuk menerapkan yang mencakup sebagai berikut (1)
mengajarkan siswa tentang suatu tindakan, proses atau prosedur
keterampilan-keterampilan fisik / motorik
(2)
Mengembangkan kemampuan pengamat-an pendengaran dan penglihatan para siswa
secara bersama-sama (3) Mengkongkretkan informasi yang disajikan kepada para
siswa.
Keunggulan
metode demontrasi
Keunggulan
metode demontrasi sebagai berikut (a) memperkecil kemungkinan salah bila
dibandingkan kalau siswa hanya membaca dan mendengar penjelasan saja, (b)
memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demontrasi,
(c)memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting ,
(d) memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum
mereka ketahui selama demontrasi berjalan,
Seting dan Subyek peletilian
Penelitian ini
dilaksanakan di SDN Ngumpakdalem I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro pada
tahun pelajaran 2013/2014 semester 1. Dalam pembelajaran matematika pokok
bahasan menentukan nilai tepat dengan metode demontrasi. Dilaksanakan dengan
selama dua bulan yaitu bulan oktober dan bulan nopember. Selama dua bulan
tersebut melaksanakan dua siklus. Siklus pertama diadakan pada tanggal 14
oktober 2013 dan siklus yang ke dua diadakan pada tanggal 21 oktober 2013.
Jumlah siswa kelas II adalah 25 siswa,
terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 18 dan yang siswa perempuan sebanyak 7
siswa. Dengan karakter siswa berasal dari latar belakang ekonomi sebagian besar
siswa kurang mampu, pendidikan orang tua pada umumnya hanya sebatas lulus
sekolah dasar (SD)
Instrumen Penelitian
Keadaan yang
diteliti yaitu kelas II. Rasa saat pembelajaran belangsung suasana tenang hanya
sesekali murid yang menjawab pertanyaan guru. Kebanyakkan siswa hanya diam dan
menurut apa yang diperintahkan guru tanpa ada menyangkal atau bertanya. Dalam
pembelajaran matematika, guru hanya memberikan ceramah dan contoh soal, setelah
itu siswa disuruh mengejarkan soal.
Pada tahap
pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran, kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan skenarian pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan.
Dalam penelitian ini intrumen atau alat pengumpulan data digunakan ada dua
jenis, sesuai dengan variable atau gejala yang diamati atau diukur. Instrumen yang
pertama berbentuk lembar observasi yang digunakan untuk mengamati aktifitas
guru dan siswa dalam proses pembelajaran (terlampir). Instrumen kedua adalah
lembaran tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyerapan
materi pembelajaran, tes yang digunakan adalah tes isian singkat (terlampir)
Hasil Penelitian Siklus I dan II
Aktifitas siswa
dalam diskusi kelas ini didapatkan dari hasil observasi dalam menumbuhkan dan
meningkatkan pemahaman di kelas berlangsung. Dari siklus I, aktifitas siswa
dalam diskusi kelas masih rendah baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Terlihat dari sedikitnya jumlah siswa yang berprestasi dalam kegiatan diskusi
kelas. Hal ini dikarenakan siswa masih enggan untuk ikut terlibat baik itu
menyatakan pendapat, menanggapi, mauun mempertahankan pendapat karena takut
salah. Hal ini membuka peluang untuk ditingkatkan pada siklus II. Guru
membebaskan kepada siswa untuk menanyakan secara individu tentang apa saja yang
belum dipahami. Pada siklus kedua kemajuan siswa dalam pelajaran matematika
sangat melaju pesat.
Nilai sklus I
sebagai berikut
4.1
Nilai Hasil Belajar Siklus I
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Ket
|
||||
1
|
Achmad Rafi Jaya
Kusuma
|
72
|
|
||||
2
|
Ahmad
Abdur Rozak
|
76
|
|
||||
3
|
Ahmad
Alfin Nurhakim
|
85
|
|
||||
4
|
Ahmad
Dani Kurniawan
|
82
|
|
||||
5
|
Ahmad
Zaki Aulia Ananda
|
65
|
|
||||
6
|
Ahmad
Zaki Fadillah
|
64
|
|
||||
7
|
Asri
Cahya Apriliani
|
78
|
|
||||
8
|
Elsanda
Bahrul Ilmi
|
87
|
|
||||
9
|
Hasan
Maulidan
|
80
|
|
||||
10
|
Jefri
Kuswanto
|
50
|
|
||||
11
|
M.Afin
Firdaus Khoirina
|
90
|
|
||||
12
|
M.
Amril Hakim
|
81
|
|
||||
13
|
M.
Ardi Firmansah
|
70
|
|
||||
14
|
M.
Nurul imam Lutfi
|
70
|
|
||||
15
|
M.
Wawan kuriniawan
|
50
|
|
||||
16
|
Miftahkhul
koiriyah
|
86
|
|
||||
17
|
Mifthakul
koirul nisa
|
66
|
|
||||
18
|
Much
ricy sugiarto
|
65
|
|
||||
19
|
Mufarizul
Ichwan
|
63
|
|
||||
20
|
Muhammad
Arif Khanda Yasin
|
67
|
|
||||
21
|
Muhammad
Miftakhul Mizan
|
90
|
|
||||
22
|
Najma
Kamila Candramaya
|
80
|
|
||||
23
|
Nova
Anggita
|
80
|
|
||||
24
|
Nur
Hidayatus Solikhan
|
50
|
|
||||
25
|
Silvia
Maulidia
|
62
|
|
||||
Dari
pembelajaran Siklus I peserta didik belum begitu memahami tentang nilai tempat
pada mata pelajaran Matematika. Hasil belajar siswa pada Siklus I yang mendapatan nilai diatas 70 adalah 15
siswa dan yang mendapatkan nilai dibawah 70 masih ada 10 siswa. Maka perlu
diadakan pembelajaran kembali yakni pada siklus II yang hasil belajar siswa
sebagai berikut :
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Ket
|
1
|
Achmad Rafi Jaya
Kusuma
|
75
|
|
2
|
Ahmad
Abdur Rozak
|
78
|
|
3
|
Ahmad
Alfin Nurhakim
|
87
|
|
4
|
Ahmad
Dani Kurniawan
|
84
|
|
5
|
Ahmad
Zaki Aulia Ananda
|
70
|
|
6
|
Ahmad
Zaki Fadillah
|
70
|
|
7
|
Asri
Cahya Apriliani
|
80
|
|
8
|
Elsanda
Bahrul Ilmi
|
87
|
|
9
|
Hasan
Maulidan
|
80
|
|
10
|
Jefri
Kuswanto
|
65
|
|
11
|
M.Afin
Firdaus Khoirina
|
100
|
|
12
|
M.
Amril Hakim
|
84
|
|
13
|
M.
Ardi Firmansah
|
73
|
|
14
|
M.
Nurul imam Lutfi
|
100
|
|
15
|
M.
Wawan kuriniawan
|
75
|
|
16
|
Miftahkhul
koiriyah
|
67
|
|
17
|
Mifthakul
koirul nisa
|
87
|
|
18
|
Much
ricy sugiarto
|
72
|
|
19
|
Mufarizul
Ichwan
|
73
|
|
20
|
Muhammad
Arif Khanda Yasin
|
73
|
|
21
|
Muhammad
Miftakhul Mizan
|
74
|
|
22
|
Najma
Kamila Candramaya
|
100
|
|
23
|
Nova
Anggita
|
84
|
|
24
|
Nur
Hidayatus Solikhan
|
63
|
|
25
|
Silvia
Maulidia
|
70
|
|
Dilihat
perkembangan siswa pada siklus dua kemajuan peningkat, dari yang mendapatkan
diatas 70 adalah sejumlah 22 siswa yang dibawah 70 hanya 3 siswa. Karena
kuranganya perhatian siswa terhadap penjelasan guru. Dan siswa masih suka main
sendiri saat guru memberikan contoh soal.
Setelah
melalakukan berbagai diskusi dengan teman sejawat, maka penulis mendesain pola
pembelajaran yang lebih kreatif yaitu disamping menerapkan pola penguatan
system vebal dan non verbal, penulis juga menyampaikan pembelajaran dengan
system diskusi dan Tanya jawab anatara guru dan peserta didik.
Berikut ini
adalah perbandingan hasil pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
Peningkatan
kemampuan pemecahan masalah terlihat antara siklus I dan Siklus II. Kategori
tidak muncul dalam melakukan proses pemecahan masalah untuk beberapa indikator
masih ada yaitu mengidentifikasi permasalahan, membuat desain penyelidikan,
mecari data yang relevan dan menemukan solusi.
Pada siklus II
tidak ada lagi aspek yang memiliki kategori tidak muncul yang berarti pada
siklus II telah melakukan pemecahan masalah dalam kategori kurang baik, baik
dan sangat baik. Kemampuan menemukan alternative-alternatif penyesuaian dan
membuat kesimpuan antara siklus I dan II ditunjukkan dengan kategori baik,
tetapi pada siklus II terjadi peningkatan presentse yang berarti pada siklus II
ada peningkatan jumlah yang dapat melakukan kemampuan tersebut dengan baik.
Untuk aspek
mengindentifikasi permasalah-an, membuat desain penyelidikkan, menemukan
data-data yang relevan dan menemukan solusi yang pada siklus I ditunjukkan oleh
kategori kurang baik menjadi kategori baik pada siklus II. Secara umum terjadi
prersentase siswa yang dapat melakukan kemampuan pemecahan masalah untuk
kategori sangat baik. Dengan demikian model demontrasi dapat mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah pada siswa.
Dalam hal ini
peneliti menggunakan metode demontrasi pada mata pelajaran matematika materi
menentukan tembat bilangan ratusan, puluhan dan satuan.hasil pembelajaran
tersebut siswa sangat antusias sehingga mereka menjadi aktif dalam belajar
mengajar. Pada bagian refleksi dapat diketahui bahwa terlaksananya penelitian
ini atasa dukungan dari teman sejawat yang telah memberikan informasi bilamana
ada kekurangan dalam menyampaikan untuk di benahi agar proses belajar mengajar ini dapat
meningkatkan . para siswa.
Berdasarkan
siklus I hasi pada pembelajaran matematika yang nilainnya dibawah 70 adalah 10
siswa dan pada siklus II yang dibawah nilainya 70 menjadi 3 siswa. Kemudian di
siklus I yang mendapat nilai diatas 70 ada 15 siswa dan pada siklus II
meningkat yang mendapatkan nilai 70 ada 22 siswa
Manfaat penelitian
Bagi siswa dapat
menyelesaikan tugas cepat, tepat, serta memanfaatkan waktu dengan baik dan
tepat, mampu menyelesaikan soal yang tak terbatas dalam waktu relatif singkat
Bagi guru hasil
perbaikan ini dapat dijadikan bahan masukan dan perbandingan dalam melaksanakan
proses pemahaman nilai tempat pada siswanya, sehingga pelaksanaan kegiatan
lebih berkembang dan terarah dalam pengelolaan situasi dan kondisi siswa. ;
untuk bahan pertimbangan dalam peningkatan prestasi siswa dimasa yang akan
datang ; untuk selalu memperbaiki dan meningkatkan proses / hasil pembelajaran dengan
memanfaatkan metode yang tepat; membantu guru berkembang secara professional ;
meningkatkan rasa percaya diri guru
Bagi kepala
sekolah sebagai bahan masukan atau input untuk dijadikan bahan pertimbangan
dalam mengambil kebijaksanaan untuk membina guru dalam menentukan keberhasilan
pengelolaan pembelajaran di sekolah
Bagi peneliti
lain perbaikan diharapkan bias ditindak lanjuti dengan perbaikan pengembangan.
Perbaikan ini juga bisa digunakan digunakan sebagai bahan refrensi dan sumber
informasi mengenai penerapan metode demontrasi dalam pembelajaran.
Kesimpulan
Penelitian
tindakan kelas beserta pembahasannya yang dilakukan guru di kelas II SDN
Ngumpakdalem I Kecamatan dander Kabupaten Bojonegoro dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran melalui metode demontrasi telah dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa untuk meraih prestasi, maka peranan guru menjadi sangat penting
yaitu sebagai motivator dan fasilitator. Hal ini ditunjukkan oleh hasil belajar
siswa pada penelitian tindakan kelas ini yaitu peningkatan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran matematika tiap siklus meningkat. Siswa secara umum melanjutkan
respon positif terhadap pelaksanaan model pembelajaran demontrasi.
Saran dan tindak lanjut
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan :
Bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran yang dapat diterapkan disekolah guna
meningkatkan hasil belajar siswa ; hendaknya guru selalu dapat mengembangkan
model pembelajaran yang menarik dan kreatif yang banyak melibatkan siswa
sebagai upaya pengekpresian dari diri siswa dan guru lebih dapat memanfaatkan
peran guru sebagai motivator dan fasilitator.
DAFTAR RUJUKAN
Bahri, Jamara
Syaiful (2000) Keunggulan Metode Demontrasi,
Jakarta : Bima Akasara
Cenei (1986), Tujuan Penerapan Metode Demontrasi,
Boston. Allyn & Bacon. Mujiono (1986 ) Keterampilan
Dasar Mengajarkan Matematika Jakarta : Intan Pariwara
Reuseffendi (1990) Macam-macam Metode , Jakarta : Bima Aksara
Usman,
Basyiruddin (2002) Penerapan Metode
Demontasi Dalam Pembelajaran , Jakarta : Pustaka Jaya
Staton (1978) Penerapan Metode Demontasi , Boston
: Allyn & Bacon
Winarno ( 1980) Pengertian Metode Demontrasi ,
Jakarta : Rineka Cipta.
ARTIKEL
MENINGKATKAN
PEMAHAMAN SISWA TENTANG NILAI TEMPAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA
KELAS II
Disusun Oleh :
Asmujiati
SEKOLAH
DASAR NEGERI NGUMPAKDALEM I
KECAMATAN
DANDER KABUPATEN BOJONEGORO
HALAMAN
PENGESAHAN
1.
Judul Artikel : Meningkatkan
Pemahaman Siswa Tentang Nilai Tempat Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa
Kelas II
2.
a. Nama
Lengkap dan Gelar : ASMUJIATI S.Pd
b. Jenis Kelamin :
Perempuan
c. Pangkat Golongan :
Pembina IV/ a
d. Alamat : Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro
e. Nama dan Alamat Sekolah : SDN NGUMPAKDALEM I
Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander
Kabupaten
Bojonegoro
3.
Lokasi Pembuatan Artikel : SDN NGUMPAKDALEM I
Desa
Ngumpakdalem Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro
Mengetahui Ngumpakdalem, 09
Agustus 2014
Kepala
Sekolah Pembuat Artikel
POEDJI LESTARI S.Pd ASMUJIATI S.Pd
NIP
19600416 197907 2 002 NIP
19611231 198103 2
011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar